Burhan Eko, Purwanto ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. (Unpublished)
There is a more recent version of this item available. |
Text
Aspek Bhs Karya Ilmiah-converted.pdf Download (262kB) |
Abstract
Terdapat dua aspek yang harus diperhatikan dalam penulisan ilmiah yakni “gaya penulisan” dalam membuat pernyataan ilmiah serta “teknik notasi” dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Gaya penulisan dalam mebuat pernyataan ilmiah mencakup (1) penggunaan bahasa, dan (2) penggunaan bentuk-bentuk argumen. Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika berpikir, tata bahasa yang tidak cermat merupakan pencerminan dari logika berpikir yang tidak cermat pula. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karya tulis ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Demikian juga, penggunaan kata harus dilakukan secara tepat, artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuanpengetahuan ilmiah sebagai premis dalam argumentasi kita. Pengetahuan ilmiah tersebut kita pergunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Kadang-kadang kita berpaling kepada pernyataan seseorang yang kita pergunakan sebagai premis dalam mendefinisikan sesuatu. Untuk itu, kita harus mengekspresikan hakikat dan tujuan pernyataan tersebut. Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal. Pertama, harus dapat kita identifikasikan “orang” yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, harus dapat kita identifikasikan “media komunikasi ilmiah” di mana pernyataan itu disampaikan, apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Ketiga, harus dapat kita identifikasikan “lembaga yang menerbitkan” publikasi ilmiah tersebut beserta “tempat berdomisili” dan “waktu” penerbitan itu dilakukan. Sekiranya pernyataan ilmiah itu tidak diterbitkan melainkan disampaikan dalam bentuk makalah untuk seminar atau lokakarya harus disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara mencantumkan ketiga hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut “teknik notasi ilmiah” (Suriasumantri 1988:353). Berikut ini hanya akan dibahas mengenai gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah yang mencakup penggunaan bahasa dan penggunaan bentuk-bentuk argumen. Hal ini disebabkan di samping terbatasnya waktu yang disediakan untuk penyajian, juga karena teknik notasi ilmiah ini, walaupun terdapat bermacam-macam, pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dinyatakan dalam format dan simbol yang berbeda-beda. Perguruan-perguruan tinggi tertentu biasanya membuat teknik notasi ilmiah sendiri yang merupakan pedoman penulisan ilmiah di lingkungannya. Pada pokonya seorang ilmuwan boleh memilih salah satu dari teknik notasi ilmiah yang telah diakui asalkan dilakukan secara konsisten. Hendaknya dihindari pencampuradukan penggunaan beberapa teknik notasi ilmiah sekaligus, sebab hal ini hanya akan menimbulkan kebingungan.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education P Language and Literature > PN Literature (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Dr Burhan Eko Purwanto |
Date Deposited: | 19 Jan 2020 04:00 |
Last Modified: | 19 Jan 2020 04:00 |
URI: | http://repository.upstegal.ac.id/id/eprint/413 |
Available Versions of this Item
- ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. (deposited 19 Jan 2020 04:00) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |