ILHAM GUMAWANG SAKSONO, . (2023) KOMPLEKSITAS PENETAPAN HUKUM ANAK ANGKAT DI PENGADILAN. Skripsi thesis, Universitas Pancasakti Tegal.
Text
Cover-BAB 2 Ilham Gumawang - Ilham Gumawang Saksono.docx Restricted to Repository staff only Download (390kB) |
|
Text
BAB 3- BAB 4 Ilham Gumawang - Ilham Gumawang Saksono.docx Restricted to Repository staff only Download (69kB) |
|
Text
Dafpus Ilham Gumawang - Ilham Gumawang Saksono.docx Download (30kB) |
Abstract
Hak Asasi Manusia bukanlah merupakan masalah baru bagi masyarakat dunia, karena isu Hak Asasi Manusia sudah mulai dilontarkan sejak lahirnya Magna Charta di Inggris pada tahun 1215, sampai lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi Manusia, yaitu “Universal Declaration Of Human Rights” pada tanggal 10 Desember 1948. Instrumen lain dapat ditemui dalam: konvenan Internasional tentang hak sosial dan politik serta konvenan tentang hak ekonomi, sosial dan budaya. Bagaimana kompleksitas hukum dalam penetapan anak angkat oleh pengadilan dan Bagaimana akibat terhadap kompleksitas hukum dalam penetapan anak angkat oleh pengadilan Dalam penelitian kali ini yaitu berjenis kepustakaan dengan menelaah sumber pustaka atau data sekunder adalah penelitian kepustakaan pada buku yang memuat catatan mengenai ketenatuan hukum dalam penetapan hukum anak angkat oleh Pengadilan. Pemeriksaan masalah hukum secara normatif merupakan metode normatif (diperbolehkan menurut hukum yang berlaku). Pengangkatan anak angkat oleh pengadilan melibatkan kompleksitas hukum yang harus dipahami dan dihadapi dengan baik oleh semua pihak terkait, termasuk hakim, pengacara, dan individu yang terlibat dalam proses hukum tersebut. Dasar hukum pengangkatan anak angkat bergantung pada sistem hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing yurisdiksi. Perbedaan dalam hukum dan regulasi antara negara dapat menambah kompleksitas dalam proses pengangkatan anak angkat yang melibatkan lintas batas negara.Kompleksitas hukum dalam penetapan anak angkat juga melibatkan perlindungan hak-hak anak dan pemeliharaan identitas budaya. Hakim harus mempertimbangkan kepentingan terbaik anak, pemeliharaan hubungan keluarga, serta sensitivitas budaya dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi masa depan anak angkat. Kata Kunci : Anak Angkat, Pengadilan, Kompleksitas
Item Type: | Karya Ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Depositing User: | Admin Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 21 Sep 2023 03:07 |
Last Modified: | 21 Sep 2023 03:07 |
URI: | http://repository.upstegal.ac.id/id/eprint/7564 |
Actions (login required)
View Item |